BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Al-Qur'an mengajak orang-orang yang
beriman untuk mengerjakan ibadah puasa dengan tujuan agar mereka dapat naik
menuju jenjang taqwa. Ajakan ini tidak lagi bersifat himbauan tapi sudah
berbentuk kewajiban karena tujuan yang ingin dicapai sudah merupakan kepastian.
Artinya, jika orang-orang mukmin mengerjakan puasa dengan baik dan benar maka
pastilah mereka akan mendapatkan sifat taqwa. Ajakan untuk melaksanakan ibadah
puasa pada dasarnya menunjukkan adanya potensi yang sangat luar biasa dalam
ibadah ini. Oleh karena itu, Allah hanya mengajak orang-orang yang beriman saja
untuk melaksanakannya. Ajakan khusus ini menunjukkan bahwa hanya orang-orang
mukmin sajalah yang dapat menyahuti potensi besar yang terkandung di dalamnya.
Potensi yang besar ini dapat juga dipahami ketika Al-Qur'an menyebutkan secara
jelas tujuan yang ingin dicapai dari ibadah puasa yaitu taqwa. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk menggapai tujuan yang mulia ini maka diperlukan syarat
yaitu keimanan. Untuk meleburkan antara syarat dan tujuan ini maka Al-Qur'an
menunjuk ibadah puasa sebagai sarananya.
B.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini supaya Sebagai umat muslim dan hamba Allah swt,
ada baiknya kita bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah swt dan
meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil maupun yang
besar. Mentaati dan mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap muslim. Dan
juga, seorang muslim yang bertakwa itu membersihkan dirinya dengan segala hal
yang halal karena takut terperosok kepada hal yang haram, dengan cara beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT.
BAB
II
PEMBAHASAN
IMAN
DAN TAQWA
A. Pengetian Iman
Dalam
Sebuah keterangan di katakana bahwa kata Iman berasal dari kata
amana-yu’minu-iimanan, yang berarti percaya. Penggandengan kata 'iman' dengan
perbuatan baik ini menunjukkan adanya upaya-upaya khusus yang harus dilakukan
untuk menjaga keeksisan iman itu sendiri. Perlunya upaya khusus ini karena
posisi manusia masih sangat labil jika masih berada pada level iman. Untuk
menguatkan posisi ini maka orang-orang yang beriman diperintahkan untuk
melakukan perbuatan-perbuatan baik untuk menuju kestabilan. Adapun yang
dimaksud dengan taqwa ialah kemampuan diri menjaga perpaduan ini secara
kontiniu sesuai makna dasar dari kata taqwa itu sendiri yaitu 'menjaga'. Dengan
demikian, maka sifat taqwa merupakan benteng untuk menjaga aturan-aturan Allah
supaya posisi iman tidak lagi berada dalam kelabilan. Kunci sukses yang
ditawarkan Al-Qur'an untuk menghindari kelabilan ini ialah dengan melakukan
perbuatan-perbuatanbaik.
1.
Tanda-tanda
Orang Yang Beriman
Al-Qur’an menjelaskan
tanda-tanda orang beriman sebagai berikut :
a.
Jika di sebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan
berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika di
bacakan ayat suci Al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera
melaksanakannya (al-Anfal:2).
b.
Senantiasa tawakal, yaitu kerja keras berdasarkan
kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup
dengan ajaran Allah menurut 6.sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12,
al-Anfal: 2, at- Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Thaghabun: 13).
c.
Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga
pelaksanaannya (al- Anfal: 3, dan al-Mu’minun: 2,7).
d.
Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan
al-Mu’minun: 4).
e.
Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan
menjaga kehormatan (al- Mu’minun: 3,5)
f.
Memelihara amanah dan menepati janji (al-Mu’minun: 6)
Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal:
74)
g.
Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin
(an-Nur: 62)
2.
Prinsip – Prinsip Implikasi Proses Terbentuknya Iman
a.
Prinsip pembinaan berkesinambungan
b.
Prinsip internalisasi dan individuasi
c.
Prinsip sosialisasi
d.
Prinsip konsistensi dan koherensi
e.
Prinsip integrasi
B. Pengertian Taqwa
Taqwa dalam arti bahasa berarti takut. Oleh karena itu imam Al Ashfahani menyatakan: Takwa adalah menjadikan
jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut
juga dinamakan takwa. Sehingga
takwa dalam istilah syar’i adalah menjaga diri dari perbuatan dosa.
Taqwa juga dapat di
artikan bahwa Takwa adalah amalan hati dan letaknya di kalbu.
“Demikianlah (perintah ALLAH). Dan barang siapa mengagungkan syiar – syiar
ALLAH maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS 22:32).
Keimanan dan
ketakwaan seorang muslim adalah kunci agar mendapatkan ridho dan barokah dari
Allah swt. Iman Islam dalam diri seorang muslim harus dibarengi dengan takwa. Bila
seorang muslim percaya dengan keberadaan Allah, maka tentunya ia takut kepada
Allah. Itulah yang dinamakan takwa.
1.
Implementasi Iman & Takwa
Pengaruh iman terhadap
kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat
dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.
a. Iman melenyapkan
kepercayaan pada kekuasaan benda
b. Iman menanamkan
semangat berani menghadapi maut
c. Iman menanamkan
sikap self help dalam kehidupan.
d. Iman memberikan
ketentraman jiwa
e. Iman mewujudkan
kehidupan yang baik (hayatan tayyibah)
f. Iman melahirkan
sikap ikhlas dan konseku
g. Iman memberikan
keberuntungan
h. Iman mencegah
penyakit.
2.
Keuntungan Bagi Orang Yang Bertaqwa
a.
Diberi jalan keluar serta rezeki dari tempat yang tak diduga-duga(QS. 65:2-3)
b.
Dimudahkan urusannya (QS. 65:4)
c.
Dilimpahkan berkah dari langit dan bumi
(QS. 7:96)
d.
Mendapat petunjuk dan pengajaran (QS. 2:2,
5:46, 2:282)
e.
Mendapat Furqan (QS. 8:29)
f.
Cepat sadar akan kesalahan (QS. 7:201)
g.
Tidak terkena mudharat akibat tipu daya
orang lain (QS.3:120)
h.
Mendapat kemuliaan, nikmat dan karunia yang
besar (QS. 49:13, 3:147)
i.
Tidak ada kekhawatiran dan kesedihan (QS.
7:35)
j.
Sebaik – baik bekal (QS. 2:197)
k.
Allah bersamanya (QS. 2:194)
l.
Allah menyukainya (QS. 9:4)
m.
Mendapat keberuntungan (QS. 3:200)
n.
Diperbaiki amalnya dan diampuni dosanya
(QS. 33:70-71)
o.
Mendapat rahnmat (QS. 6:155)
p.
Tidak disiasiakan pahala mereka (QS. 12:90)
q.
Diselamatkan dari api neraka (QS. 19:71-72)
-
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Iman didefinisikan
dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan
amal perbuatan (Al-Iimaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun
bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan
antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai
pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. Sedangkan takwa adalah menjadikan
jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut
juga dinamakan takwa. Sehingga takwa dalam istilah syar’I adalah menjaga diri
dari perbuatan dosa.
B.
Saran
Sebagai umat muslim dan hamba
Allah swt, ada baiknya kita bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah
Allah swt dan meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil
maupun yang besar. Mentaati
dan mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap muslim. Dan juga, seorang
muslim yang bertakwa itu membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal
karena takut terperosok kepada hal yang haram.