DAFTAR
ISI
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN DAN SENI
- Pengertian Kebudayaan
- Pengertian Seni
- Sifat Dasar seni
- Struktur Seni
- Pengertian Nilai Seni
- Pengertian Ekspresi
- Fungsi dan Tujuan Seni
- Apresiasi Seni
PENUTUP
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN DAN SENI
1.
Pengertian Kebudayaan dan Seni
1.1.
Pengertian Kebudayaan
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur”
dalam bahasa Indonesia.
Budaya
dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa
yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan
kehidupan.
Budaya
adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi
dilihat
sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa
untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat. Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika.
Menurut
Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
bendabenda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat
Menurut
Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga sistem,
pertama
sistem
budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem sosial di mana
merupakan suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga,
sistem teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan
jasmaniahnya.
Berdasarkan
konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari zaman ke
zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki
fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat menimbulkan perubahan yang
hasil-hasil seninya disebabkan oleh dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola
tingkah laku dalam konteks kemasyarakatan.
Koentjoroningrat
mengatakan, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah hasil karya putera Indonesia
dari suku bangsa manapun asalnya, yang penting khas dan bermutu sehingga
sebagian besar orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan merasa bangga
dengan karyanya.Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia
bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya
sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban
terhadap masing-masing tantangan yang member bentuk kesenian, yang merupakan
bagian dari kebudayaan.
Apa-apa
saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :
a.
Rumah adat daerah yang berbeda satu dengan daerah lainnya, sebagai
contoh ciri khas rumah adat di Jawa mempergunakan joglo sedangkan rumah adat di
Sumatera dan rumah adat Hooi berbentuk panggung.
b.
Alat musik di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di daerah
lainnya. Jika dilihat dari perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya
beberapa alat musik sudah dikenal di berbagai wilayah, pengetahuan kita
bertambah setelah mengetahui alat musik seperti Grantang, Tifa dan Sampe.
c.
Seni Tari, seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat.
d.
Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan
batik yang sangat beragam dari daerah tertentu, dibuat di atas media kain, dan
kayu.
e.
Properti Kesenian
Kesenian
Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni
teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita
miliki.
Wayang
golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan media
wayang, sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari yang menggunakan topeng
untuk pendukung.
f.
Pakaian Daerah. Setiap propinsi memiliki kesenian,
pakaian dan benda seni yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
g.
Benda Seni. Karya seni yang tidak dapat dihitung
ragamnya, merupakan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau
souvenir yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di Yogyakarta
adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi
ciri
khas daerah Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan
objek wisata.
Kesenian
khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian Ondel-ondel dianggap
sebagai boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai pelindung untuk menolak
bala, nilai filosofi dari kesenian Reog Ponorogo mempunyai nilai kepahlawanan
yakni rombongan tentara kerajaan Bantarangin (Ponorogo) yang akan melamar putri
Kediri dapat diartikan Ponorogo menjadi pahlawan dari serangan ancaman musuh,
selain hal-hal tersebut, adat istiadat, agama, mata pencaharian, system
kekerabatan dan sistem kemasyarakatan, makanan khas, juga merupakan bagian dari
kebudayaan.
h.
Adat Istiadat. Setiap suku mempunyai adata istiadat
masing-masing seperti suku Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi
upacara pemakaman yang biasa disebut Rambu Tuka. Di Bali adalah adat istiadat
Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang
beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu Pura ini.
Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh melalui tindik di
daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya pemimpin suku atau
panglima perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak
menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar daun telinga, menurut
kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik,
dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.
1.2.
Pengertian Seni
Kata
“seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “sani”
yang artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Dalam bahasa Inggris dengan
istilah “ART” (artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah
kegiatan. Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan
dan kehidupan masyarakat yang dinamis.
Beberapa
pendapat tentang pengertian seni:
a.
Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang
karena
kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar
b.
Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan
upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu,
c.
Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan
manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya,
d.
Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan
dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e.
Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan
realitas itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang
mencerminkan “dunia besar”.
Cabang-cabang
Seni :
Berdasarkan
bentuk dan mediumnya seni dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok : seni
rupa, seni pertunjukan, dan seni sastra.
No
Cabang Seni Bentuk Media Indera Penikmat Matra
1
Rupa Benda Penglihatan,peraba
2
dimensi atau 3 dimensi 2 Sastra Tulisan Penglihatan 2 dimensi
3
Musik Suara, benda,manusis, gerak Pendengaran, penglihatan Waktu 3 dimensi
proses
4
Tari Tubuh manusia,gerak, musik Penglihatan, pedengaran Waktu 3 dimensi
5
Teater Manusia,benda/alam, akting,adegan, suara/musikPenglihatan,
Pendengaran
Waktu 3 dimensi
1.3.
Sifat Dasar Seni
Terdapat
5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :
a.
Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia
yang selalu mencipta karya baru.
b.
Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang
seniman merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c.
Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu
karya seni harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman
mengekspresikan perasaan estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni
(apresiator) menghayati, memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan
perasaannya.
d.
Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang
dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat
ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu.
e.
Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan
di sepanjang waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Sejak jaman pra sejarah hingga jaman modern ini orang terus membuat karya seni
dengan beragam fungsi dan wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
1.4.
Struktur Seni
The
Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur
unsur yang membangun karya seni sebagai berikut:
a.
Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang
membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam
bidang seni rupa adalah garis, warna, bentuk, bidang dan tekstur. Bidang seni
musik adalah irama dan melodi. Bidang seni tari adalah wirama, wirasa dan
wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.
b.
Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok
suatu karya seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter
(pokok soal) dan judul karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis
atau nilai kehidupan, yakni berupa: objek alam, alam kebendaan, suasana atau
peristiwa yang metafora atau alegori. Namun tidak semua karya memiliki tema melainkan
kritik.
c.
Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi
suatu karya seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta
penguasaan teknik berkarya. Tana medium tak ada karya seni.
d.
Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal
yang khas dari siseniman dalam menyajikan karyanya.
Menurut
Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya
seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi karya seni yang merefleksikan
pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapai sesuatu.
1.5.
Pengertian Nilai Seni
Menurut
(Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau
kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang
penting yang bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika,
“nilai” diartikan sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness).
Menurut Koentjaraningrat,“nilai” berarti suatu ide yang paling baik, yang
menjunjung tinggi dan menjadi pedoman manusia/masyarakat dalam bertingkah laku,
mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan sebagainya Nilai seni dipahami
dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang
bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki
karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh
seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian
diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya
(publikseni).
Menurut
The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
1)
nilai keindahan,
2)
nilai pengetahuan,
3)
nilai kehidupan.
Nilai
keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu
persoalan estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut
luasnya pengertian, yakni:
a)
keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual),
b)
keindahan dalam arti estetis murni,
b)
keindhaan dalam arti estetis murni,
c)
keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya
mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di
alam, dalam karya seni dan benda-benda lainnya. Dalam kecenderungan
perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi menjadi tujuan yang
paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan
lebih
penting menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness)
daripada
menyenangkan
atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-karya
seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan
visual namun lebih mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni
termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni
terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.
1.6.
Pengertian Ekspresi
Ekspresi
adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan
karya
seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi;
media
seni rupa adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer
adalah gerak, suara dan lakon.
1.7.
Fungsi dan Tujuan Seni
a.
Fungsi Religi/Keagamaan
Karya
seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah,
dan lagu-lago rohani
Seni
yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan dengan upacara
kelahiran,
kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang dimainkan pada
upacara
Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa
Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.
b.
Fungsi Pendidikan
Seni
sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan
kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin.
Pelajaran
menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film
ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA
c.
Fungsi Komunikasi
Seni
dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial,
kebijakan,
gagasan,
dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu
seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah
lagu yang mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d.
Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni
yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan,
sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian
yangtanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e.
Fungsi Artistik
Seni
yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak
untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari
kontemporer,dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati
endengar/pengunjung, hanya bisadinikmati para seniman dan komunitasnya.
f.
Fungsi Guna (seni terapan)
Karya
seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media
ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses
penciptaan seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini
disebut seni guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat
dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah
dan rotan.
g.
Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan
untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui terapi
musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel
(1999) menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan yang dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian
bahwa gamelan dapat mempertajam pikiran.
1.8.
Apresiasi Seni
Apresiasi
Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni
lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap
segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya
tersebut dengan semestinya. S.E. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah
mengenali karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk
mencermati kelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Kegiatan
apresiasi meliputi :
a.
Persepsi
Kegiatan
mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia,
misalnya,
mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di
Indonesia,
baik tradisi, maupun moderen.
Pada
kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan
mengidentifikasi bentuk seni.
b.
Pengetahuan
Pemberian
pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang
diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing
bidang seni.
c.
Pengertian
Membantu
menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan
pengalaman,
dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d.
Analisis
Mendeskripsikan
salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang
diapresiasi.
e.
Penilaian
Melakukan
penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif
maupun obyektif.
f.
Apresiasi
Menurut
Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni :
1).pendekatan
aplikatif,
2).
pendekatan kesejarahan,
3).
Pendekatan problematik.
Pendekatan
aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macam kegiatan
seni.
Pendekatan
kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisi
periodisasi
dan asal usulnya.
Sedangkan
pendekatan problematik, dengan cara memahami permasalahan di dalam seni.
Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebuah
pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar
belakang pendidikan yang berbeda.
Bahasan
kajian dalam mengapresiasi seni pada tingkatan awal dengan pendekatan aplikatif
adalah sebagai berikut:
Seni
Musik Klasik
_
Ciri khas musiknya
_
Bentuk musik dari zamannya
_
Struktur musiknya
_
Gaya musiknya
Seni
Musik Tradisi
_
Ciri-ciri khas musiknya :
-
Laras
-
Pola tabuhan
-
Instrumen yang dimainkan
-
Struktur musiknya
-
Gaya musiknya
_
Fungsi seni
_
Ekspresif (nilai-nilai keindahan)
_
Makna / pesan yang terkandung
Seni
Tari Kreatif
_
Mencermati identifikasi gerak
_
Mencermati keharmonisan gerak dan musik
_
Mencermati kreativitas gerak
_
Mencermati kemampuan wiraga / kelenturan
_
Mengidentifikasi jenis tari berdasarkan garapan
_
Mengidentifikasi tari berdasarkan orientasi
_
Mengidentifikasi berdasarkan fungsinya
Seni
Teater
_
Mengidentifikasi perbedaan teater dan film
_
Mengidentifikasi keberhasilan suatu pementasan
_
Mengidentifikasi nada ucapan dan makna dalam dialog
_
Mengidentifikasi plot lakon
Seni
Rupa
_
Makna
_
Gaya
_
Material
_
Elemen
_
Estetika
PENUTUP
Proses
penilaian angka kredit ditekankan pada aspek penciptaan karya seni
monu-mental/pertunjukan,
baik yang dilakukan oleh individu maupun kolektif. Oleh
karena
itu, kegiatan kesenian yang tidak terkait dengan penciptaan karya seni, tidak
dapat
dinilaikan.
Berdasarkan
ketentuan-ketentuan tersebut diharapkan semua memiliki potensi sebagai pencipta
seni dapat lebih termotivasi dalam berkreasi dan beriniovasi untuk meningkatkan
profesionalismenya . Pada gilirannya diharapkan juga akan berdampak positif
bagi pengembangan kreativitas masyarakat di sekitarnya dalam rangka peningkatan
kualitas pendidikan dan sumber daya manusia.