Jumat, 06 September 2013

Makalah Iman dan Taqwa


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Al-Qur'an mengajak orang-orang yang beriman untuk mengerjakan ibadah puasa dengan tujuan agar mereka dapat naik menuju jenjang taqwa. Ajakan ini tidak lagi bersifat himbauan tapi sudah berbentuk kewajiban karena tujuan yang ingin dicapai sudah merupakan kepastian. Artinya, jika orang-orang mukmin mengerjakan puasa dengan baik dan benar maka pastilah mereka akan mendapatkan sifat taqwa. Ajakan untuk melaksanakan ibadah puasa pada dasarnya menunjukkan adanya potensi yang sangat luar biasa dalam ibadah ini. Oleh karena itu, Allah hanya mengajak orang-orang yang beriman saja untuk melaksanakannya. Ajakan khusus ini menunjukkan bahwa hanya orang-orang mukmin sajalah yang dapat menyahuti potensi besar yang terkandung di dalamnya. Potensi yang besar ini dapat juga dipahami ketika Al-Qur'an menyebutkan secara jelas tujuan yang ingin dicapai dari ibadah puasa yaitu taqwa. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menggapai tujuan yang mulia ini maka diperlukan syarat yaitu keimanan. Untuk meleburkan antara syarat dan tujuan ini maka Al-Qur'an menunjuk ibadah puasa sebagai sarananya.
B.       Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini supaya Sebagai umat muslim dan hamba Allah swt, ada baiknya kita bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah swt dan meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil maupun yang besar. Mentaati dan mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap muslim. Dan juga, seorang muslim yang bertakwa itu membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal karena takut terperosok kepada hal yang haram, dengan cara beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.



BAB II
PEMBAHASAN
IMAN DAN TAQWA

A.      Pengetian Iman
Dalam Sebuah keterangan di katakana bahwa kata Iman berasal dari kata amana-yu’minu-iimanan, yang berarti percaya. Penggandengan kata 'iman' dengan perbuatan baik ini menunjukkan adanya upaya-upaya khusus yang harus dilakukan untuk menjaga keeksisan iman itu sendiri. Perlunya upaya khusus ini karena posisi manusia masih sangat labil jika masih berada pada level iman. Untuk menguatkan posisi ini maka orang-orang yang beriman diperintahkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik untuk menuju kestabilan. Adapun yang dimaksud dengan taqwa ialah kemampuan diri menjaga perpaduan ini secara kontiniu sesuai makna dasar dari kata taqwa itu sendiri yaitu 'menjaga'. Dengan demikian, maka sifat taqwa merupakan benteng untuk menjaga aturan-aturan Allah supaya posisi iman tidak lagi berada dalam kelabilan. Kunci sukses yang ditawarkan Al-Qur'an untuk menghindari kelabilan ini ialah dengan melakukan perbuatan-perbuatanbaik.
1.    Tanda-tanda Orang Yang Beriman
Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang beriman sebagai berikut :
a.    Jika di sebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika di bacakan ayat suci Al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal:2).
b.    Senantiasa tawakal, yaitu kerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut 6.sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at- Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Thaghabun: 13).
c.       Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al- Anfal: 3, dan al-Mu’minun: 2,7).
d.      Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mu’minun: 4).
e.       Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al- Mu’minun: 3,5)
f.       Memelihara amanah dan menepati janji (al-Mu’minun: 6)
Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74)
g.      Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62)

2.      Prinsip – Prinsip Implikasi Proses Terbentuknya Iman
a.       Prinsip pembinaan berkesinambungan
b.      Prinsip internalisasi dan individuasi
c.       Prinsip sosialisasi
d.      Prinsip konsistensi dan koherensi
e.       Prinsip integrasi

B.       Pengertian Taqwa
Taqwa dalam arti bahasa berarti takut. Oleh karena itu imam Al Ashfahani menyatakan: Takwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan takwa. Sehingga takwa dalam istilah syar’i adalah menjaga diri dari perbuatan dosa.
Taqwa juga dapat di artikan bahwa Takwa adalah amalan hati dan letaknya di kalbu. “Demikianlah (perintah ALLAH). Dan barang siapa mengagungkan syiar – syiar ALLAH maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS 22:32).
Keimanan dan ketakwaan seorang muslim adalah kunci agar mendapatkan ridho dan barokah dari Allah swt. Iman Islam dalam diri seorang muslim harus dibarengi dengan takwa. Bila seorang muslim percaya dengan keberadaan Allah, maka tentunya ia takut kepada Allah. Itulah yang dinamakan takwa.
1.         Implementasi Iman & Takwa
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.
a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
c. Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan.
d. Iman memberikan ketentraman jiwa
e. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah)
f. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konseku
g. Iman memberikan keberuntungan
h. Iman mencegah penyakit.
2.         Keuntungan Bagi Orang Yang Bertaqwa
a.         Diberi jalan keluar serta rezeki dari tempat yang tak diduga-duga(QS. 65:2-3)
b.         Dimudahkan urusannya (QS. 65:4)
c.         Dilimpahkan berkah dari langit dan bumi (QS. 7:96)
d.         Mendapat petunjuk dan pengajaran (QS. 2:2, 5:46, 2:282)
e.         Mendapat Furqan (QS. 8:29)
f.          Cepat sadar akan kesalahan (QS. 7:201)
g.         Tidak terkena mudharat akibat tipu daya orang lain (QS.3:120)
h.         Mendapat kemuliaan, nikmat dan karunia yang besar (QS. 49:13, 3:147)
i.           Tidak ada kekhawatiran dan kesedihan (QS. 7:35)
j.           Sebaik – baik bekal (QS. 2:197)
k.         Allah bersamanya (QS. 2:194)
l.           Allah menyukainya (QS. 9:4)
m.       Mendapat keberuntungan (QS. 3:200)
n.         Diperbaiki amalnya dan diampuni dosanya (QS. 33:70-71)
o.         Mendapat rahnmat (QS. 6:155)
p.         Tidak disiasiakan pahala mereka (QS. 12:90)
q.         Diselamatkan dari api neraka (QS. 19:71-72)
-             






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Iimaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. Sedangkan takwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan takwa. Sehingga takwa dalam istilah syar’I adalah menjaga diri dari perbuatan dosa.

B.       Saran
Sebagai umat muslim dan hamba Allah swt, ada baiknya kita bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah swt dan meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil maupun yang besar. Mentaati dan mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap muslim. Dan juga, seorang muslim yang bertakwa itu membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal karena takut terperosok kepada hal yang haram.